*** Dilarang
Menghina Sesembahan Orang Lain ***
“janganlah
kau caci mereka yang berdoa kepada selain Alloh, lalu mereka mencaci Alloh
melebihi batas tanpa dasar pengetahuan.
Demikianlah bagi setiap golongan kami buat menarik
perbuatan mereka, kemudian kepada tuhan juga mereka kembali.
Ketika itu
beritahukanlah kepada mereka apa yang mereka kerjakan”
(Qs al-An’am
(6) ; 108)
Kita
dilarang keras menghina sesembahan orang lain apa pun bentuknya, karena saat
kita menghina sesembahannya yang mana itu adalah apa yang dia kagumi dan sangat
dimuliakan olehnya, maka secara manusiawi orang itu akan melawan dan membalas
dengan menghina sesembahan kita yaitu gusti alloh swt, dan tentunya kita juga
tidak rela jika ada orang yang menghina gusti alloh, kita pun akan sakit hati
bahkan marah, demikian juga mereka, dan kalau mereka sudah marah maka akan
lebih sulit lagi untuk mengenalkan gusti alloh kepada mereka, karena insting
membela diri mereka menjadi sangat dominan dan membuat mereka menolak apa pun
ajakan dari orang yang telah menghina sesembahan mereka, karena menghina
sesembahan mereka itu juga berarti menghina dirinya dan menganggap dirinya
orang bodoh.
Keyakinan
seseorang mengenai agama yg dianutnya tergantung pada beberapa hal, antara lain
keadaan kejiwaannya, latar belakang kehidupannya, perasaannya yg tersembunyi,
berbagai kecenderungannya, atau sejarah hidupnya, atau warisan keluarga. Sifat,
keadaan keluarga, dan pendidikan yg dialaminya di masa kecil juga turut
mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keagamaan seseorang.
Tugas kita
ialah menggunakan sumber daya yg sudah ada itu untuk mengantarkan manusia
kepada kebenaran , dan sedikit demi sedikit akan menerangi jiwa dan ruh yg
diliputi kegelapan.
Jika tugas itu tidak dilakukan dengan arif dan bijaksana,
disertai kemampuan bimbingan ruhani yg baik, bisa jadi pelaksanaan tugas itu
hanya akan memunculkan sikap keras kepala dan juga sikap tidak senonoh
(menghina) kepada alloh swt.
Selain itu
tanpa kebijakan dan kearifan, niscaya petuah dan ajaran yg disampaikan seseorang
hanya akan menyebarkan keraguan dan
kesesatan diantara manusia, sekaligus melemahkan keimanan mereka.
Ketika
seseorang menganut suatu agama atau memercayai suatu pemikiran, ia akan
meyakini bahwa agama atau pemikirannya itulah yg benar.
Karena itulah kita
dilarang menghina sesembahan orang lain karena hal itu hanya akan menimbulkan
sifat anti pati kepada gusti alloh maupun agama islam atau bahkan akan membuat
mereka memusuhi agama islam padahal mereka belum kenal atau tidak tahu apa-apa
tentang agama islam, hanya karena semata-mata mereka merasa harus membela apa
yg diyakini benar oleh mereka.
Dengan tidak
menghina sesembahan mereka diharapkan mereka tidak membalas menghina agama kita
atau menistakan kebenaran yg didakwahkan oleh kita.
Larangan itu juga
dimaksudkan agar orang yg belum beriman menyadari toleransi dan kelembutan
islam kepada umat manusia, sehingga timbul rasa simpati dan mau membuka hati
dan pikiran mereka untuk mengenal gusti alloh dan agama silam, soal selanjutnya
terserah dari hidayahnya gusti alloh.
Sejarah
telah membuktikan bagaimana cerdasnya dakwah yg dilakukan oleh wali songo dan
murid-muridnya,
mereka tidak pernah menghina sesembahan orang lain tapi
menghormatinya sambil pelan-pelan, sedikit demi sedikit dengan bijaksananya memperkenalkan
mereka kepada gusti alloh.
Contohnya
bagaimana bijaknya sunan bonang saat menghormati penyembah patung, dia berkata,
“sebenarnya sesembahan kita sama, kita sama-sama menyembah Dia yang maha kuasa,
maha kasih, maha pencipta, hanya saja cara kami menyembah lebih sederhana dan
lebih mudah karena kami tidak perlu membuat patung untuk tempat tinggal atau
sarana menemui sesembahan kami, kami bisa melakukannya dimana saja dan kapan
saja kami ingin meyembahnya maka dia pasti langsung mengetahuinya, kami
menyebut sesembahan kami itu dengan nama yang mudah yaitu alloh”
Dengan cara
seperti itu akhirnya mereka tahu bahwa ada cara lain yg lebih mudah untuk
menyembah tuhan dan tidak ribet seperti apa yg mereka lakukan selama ini, dan
terbukalah hati dan pikiran mereka untuk menerima pemikiran baru atau ajaran
baru yaitu islam....
Kemudian
diperkenalkan agama islam sedikit demi sedikit, bahwa manusia itu pada dasarnya
kedudukannya sama dihadapan gusti alloh, yg membedakan hanyalah tingkat iman
dan taqwa mereka, jadi kalau ingin punya kedudukan tinggi di hadapan tuhan
yaitu gusti alloh maka mereka harus meningkatkan iman dan taqwa mereka dengan
cara melakukan ibadah islam yaitu sholat, puasa, bayar zakat, dan sebagainya.
Dan yang pasti harus melakukan perbuatan baik dan tidak boleh menyakiti orang
lain......
Demikian
juga dengan kebijaksanaan sunan kalijaga, sunan kali jaga tahu betul bahwa
orang jawa itu suka mencari kesaktian dengan membaca mantera-mantera khusus, yg
kadang-kadang bisa merasukkan jin ke tubuhnya sehinga orang itu menjadi kebal
dan sebagainya.
Kanjeng
sunan tidak menentang langsung penggunaan mantera-mantera itu, karena pada
hakikatnya mantera itu adalah doa, yang dilakukan oleh kanjeng sunan kali jaga
cukup dengan mengajarkan supaya mantera itu ditambahi bismillahir rohmanirohim
di awalnya dan dibagian akhir ditambahi kata kata dengan izin alloh maka
jadilah apa yag jadi keinginanku......
Hmmm cara yg
cerdas dan sederhana, hanya dengan menambah beberapa kalimat saja dan tidak
menghapus mantera maka mereka menjadi senang, dengan di awali bismillah maka
jin tidak akan bisa masuk ketubuh perapal mantera, dengan diakhiri dengan izin
alloh maka jadilah apa yg jadi keinginanku maka kekuatan mantera itu tetap bisa
memwujud bahkan lebih hebat lagi.
Sekaligus mengenalkan mereka bahwa pemilik
kesaktian, pemilik kekuasaan itu hanyalah alloh swt dan dengan izin dari alloh
swt segalanya bisa terjadi.
Hmmm kanjeng
sunan kali jaga memang benar-benar jenius dan bijaksana.