Selasa, 29 Januari 2013

IBU HEBAT


                                       IBU HEBAT (my true story)
oleh E W Rosyidah pada 26 Desember 2012 pukul 9:21 ·

Malam ini,  dan gerimis menghalangiku untuk segera pulang. Padahal aku begitu ingin pulang dan mengerjakan setumpuk pekerjaan rumah. Sudah ada diagenda otak ku untuk segera membersihkan rumah, mencuci, dan besok membersihkan halaman depan serta tanan menanam yang baru – baru ini menjadi hoby ku. Aku juga sudah mengagendakan untuk merubah tata letak barang-barang dirumah. Tetapi karena berkah Alloh sedang diturunkan untuk mendinginkan panas dunia jadi ku putuskan untuk membuka netbook dan menulis note ini. Semoga batre netbook cukup untuk terus menyala karena saat ini sedang mati lampu dan aku kesepian lebih awal karena hapeku tidak mau berkompromi tanpa makanan pokok semangkup soup  listrik.

Aku teringat jika besok adalah hari ibu, meski aku belum menjadi seorang ibu minimal di komplek aku dipanggil “bu arif” (kadang merasa jadi tua sebelum waktunya). Sore tadi aku mengantar ibu ke sebuah masjid yang lumayan jauh dari rumah. Mungkin tidak akan terasa jauh jika keadaan tidak hujan. Awalnya aku dan ibu menunggu hujan reda agak lama, dan ketika hujan tidak begitu deras  kami berangkat, tapi baru bebrapa meter hujan kembali deras dan kami nekat karena sudah kepalang tanggung. Mungkin dipikiran orang yang melihat kami, aku ini anak durhaka yang membuat ibunya basah kuyup…(tapi sebenarnya ibuku yang membuatku basah kuyup). Ibu tetap saja nekat berangkat pengajian meski hujan dan tempatnya lumayan jauh. Salut untuk mu mom….aku tidak bisa memberimu apa-apa selain mengabdikan diri ditengah hujan untukmu…(ciahhhhh…..sok pahlawan)

Selain ibu ku yang hebat, kemarin aku bertemu dengan seorang ibu hebat yang lain. Aku silaturahmi ke tempat ibu dari dari sahabat ku dan teman SMA suamiku. Aku masih menulis nya sebagai sahabat meski sudah membawa kabur uang kami ratusan juta dan mengkhianati dengan menfitnah kami. Dampak dari tindakan sahabat kami itu masih terasa hingga kini. Tapi aku percaya hikmah dibalik semua ini pasti teramat manis meski kami belim bisa memetik semuanya. Pelajaran berharga yang kami dapat pastilah sangat berharga dan sangat mahal. Tapi kami berusaha mensyukuri dan menikmatinya. Peristiwa yang terjadi lebih dari setahun yang lalu itu bagai episode sinetron yang jika ditayangkan akan booming. Tapi kami sangat bersyukur karena kami menjadi bagian dari drama kehidupan ini dan menjadi mahasiswa dari mata kuliah yang sangat langka.

Awal sebelum bertemu dengan ibu yang hebat ini aku menaruh rasa tidak nyaman dan sedikit deg-deg an. Apakah aku mampu untuk bertemu ibu itu dan apa kah aku bisa mengontrol emosiku?? Pertanyaan- pertanyaa itu yang awalnya membuat aku ragu untuk bertemu denganya. Tapi kepalang tanggung dijalan dan kami mempunyai hajat sehingga ku putuskan untuk terus melanjutkan niat awalku bertemu ibu itu. Ternyata suamiku agak lupa jalan kerumahnya, setelah kami berputar beberapa kali akhirnya kami meminta bantuan seorang teman untuk memberi kami denah yang baru. Alhamdulillah kami bisa menemukan alamat rumah ibu tersebut.

Kesan pertama aku melihat rumah ibu iru sangat sederhana dan mungkin sedikit tidak layak jika dibandingkan dengan kemewahan yang dimiliki anak nya. Setelah mengobrol panjang lebar dengan beliau…..duh gusti, rasanya aku ingin menangis dan memeluk ibu itu, tapi…?? Ada sedikit kebimbangan menyelimuti hatiku saat itu. Ibu ini berusia lebih dari 70 tahun dan harus menanggung malu dan hutang karena anak-anak nya. Ibu itu tinggal bersama suami nya yang sudah lebih tua dengan dia dan bekerja sebagai sopir L300, dengan seorang anak laki-laki yang sudah sarjana tetapi belum bekerja dan seorang anak perempuan berkebutuhan khusus berumur 45 tahun. Ibu itu masih bekerja sebagai guru ngaji dan tafsir  dan menurut cerita beliau hidup dari sebgaian rasa belas kasihan warga dan murid-muridnya.

Anak nya yang berkebutuhan khusus, dia harus merawatnya seperti bayi mulai dari makan, mandi dan buang hajat. Menurut cerita beliau, beliau juga memilki hutang lebih dari 100 juta untuk menyekolahkan anaknya yang menipu kami itu. Sungguh miris rasanya melihat wanita setua itu menanggung beban hidup seberat itu, belum lagi rasa malu karena perbuatan anak perempuanya. Masalah yang sudah terekspose dimedia massa dan melibatnya banyak orang salah satunya orang yang memiliki pengaruh tentu menjadi beban tersendiri  untuknya. Belum lagi beberapa orang yang datang kerumahnya secara anarkis dan melampiaskan amarahnya kepada beliau.

Selain kekuatanya menaggung beban hidup (mungin bagi sebagian orang adalah beban) juga istiqomahnya menjaga hati dan ketenangan nya membuatku mengkidik haru. Ibu hebat ini juga tidak lepas dari korban fitnah dan kebohongan  anaknya untuk mendatangkan keuntungan. Selain  ibu  ini menjadi korban materil tentunya menjdi korban secara moril dari kelakuan anak nya. Ibu ini terus mendokan anak nya agar diberi keselamatan yang bertanggung jawab atas semua perbuatanya. Ibu itu bilang bahwa dia telah meaafkan anak nya dan tidak menyimpan (jangan sampai )sakit hati terhadap anak nya karena dia takut Alloh kan melaknat anak nya.

Mungkin secara kasat mata dan didengar tanpa hati terbuka, seolah-olah ibu itu membenarkan sikap anak nya, namun tidak! ibu itu ingin anaknya kembali sadar dan dibukakan hati nya untuk bertanggung jawab. Ibu itu selalu berdoa dan tidak lepas dari tahajjud untuk mendoakan anaknya agar dilindungi Alloh. Dia sangat pandai menjaga hati agar hati nya tidak tersentuh dan menjadi sakit dengan semua sikap anak perempuanya yang diluar nalar manusiawi dan melanggar tatatan agama ( syirik dan zina). Beliau terus memaafkan dan memohonkan ampun anak nya kepada Alloh. Tetapi dia juga memilah hati nya bahwa anak nya telah dewasa dan pantas mempertanggung jawab kan perbuatanya.

Pelajaran berharga yang aku dapat di hari itu sangat mahal. Mungkin ini yang harus kami bayar mahal pula dengan kejadian-kejadian sebelum nya. Pelajaran tentang ketangguhan, tentang ke ikhlasan, tentang menjaga hati dan tentang tulusnya doa.
 Subhanalohh…..wal hamdulillah…wa laa illaha illalloh…Allohu Akbar.
Terima kasih ya Rob atas ilmu di kuliah kehidupan hari ini
Mohon ampuni kami dari segala salah dan dosa
Mohon jaga kami dari keburukan dunia dan goda nafsu
Mohon beri ibu hebat itu kesehatan dan rizki yang lapang



Gerimis dimalam hari ibu, 21 December 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar