Selasa, 09 November 2010

sumarah

SUMARAH
Sumarah adalah Sikap Batin setiap orang beriman.
Orang beriman adalah orang yang sepenuhnya mengabdi dan berserah diri total hanya kepada Allah saja, bukan kepada selainnya Allah, seperti kepada diri sendiri, uang, harta, kekayaan, pangkat, karier, martabat, status sosial, pimpinan, jimat, pusaka, hobby, kenikmatan hawanafsu, dan lain sebagainya.

Untuk melatih Sikap Batin Sumarah tersebut secara intensif ada Laku-Laku yang dapat dilakukan, yaitu Laku Sujud, Laku Spiritual, dan Laku Sosial.

LAKU SUJUD I
1. Ambillah sikap sujud yang santai rileks, dapat duduk, dapat tiduran telentang, dapat berdiri, dapat bersila di lantai, bebas menghadap ke arah mana saja, bebas di mana saja, dan bebas kapan saja
2. Kendorkan seluruh tubuh, jangan ada yang tegang.
3. Tariklah napas teratur dengan biasa saja, jangan terlalu cepat juga jangan terlalu lambat.
4. Kosongkan semua pikiran yang melintas di dalam benak anda.
5. Sebutlah Asma Allah "ALLAH" di dalam hati seiring dengan pernapasan anda dengan perhatian diarahkan ke dalam dada tempat roh berada.

6 Lakukanlah sujud tersebut di dalam waktu kurang lebih 15 menit setiap hari, dapat pagi hari, sore hari, malam hari atau siang hari, kapan pun saja, dan di mana pun saja, semakin sering semakin baik, sambil menata Sikap Batin berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT, sepenuh-penuhnya terserah Ridha dari Allah SWT.

7. Lakukanlah latihan sujud tersebut setiap hari sampai dapat melakukannya sepanjang waktu dengan hati yang bersih, ridha, ikhlas, penuh penyerahan diri kepada ALLAH.
8. Lakukanlah ibadah harian anda menurut Agama anda masing-masing dengan murni, ridha, dan ikhlas hanya untuk mengabdi dan memuliakan Allah semata tidak supaya masuk surga atau terhindar dari api neraka atau tidak supaya ini dan itu

LAKU SUJUD II
Menyerahkan jiwa raga sepenuhnya kepada Kehendak Allah SWT.

LAKU SUJUD III
Sepanjang waktu di dalam kondisi berserah diri total hanya kepada Allah SWT semata, hidup benar-benar di dalam Kehendak Allah SWT sepanjang waktu sepanjang hari dan sepanjang hidup seluruhnya.

LAKU SPIRITUAL
1. Jujur
2. Sabar
3. Tawakal
4. Ikhlas
5. Ridha
6. Murni
7. Berserah diri total hanya kepada Allah SWT saja.
8. Waspada terhadap semua gerak hawanafsu, seperti marah, kecewa, senang dipuji, dendam, sakit hati, bangga, sombong, kikir, cabul, senang akan kenikmatan seksual, kenikmatan makan, kenikmatan-kenikmatan hidup lainnya, merasa pandai, merasa lebih kaya, merasa lebih suci, merasa lebih terhormat, licik, munafik, pura-pura, mudah tersinggung, mementingkan kepentingan diri sendiri, dan lain sebagainya, dan kemudian berusaha sedapat mungkin mengeliminasinya.


LAKU SOSIAL
1. Selalu jujur kepada siapa pun saja.
2. Penuh kasih kepada sesama siapa pun saja tidak membeda-bedakan status sosial, kaya-miskin, pangkat, martabat, dan sebagainya.
3. Membantu sesama yang berada di dalam kesulitan, sakit, musibah, penderitaan.
4. Memberikan bantuan uang atau apa saja secara ikhlas dan murni kepada sesama yang sangat membutuhkan tanpa mengharapkan kembali.
5. Menghargai dan menghormati sesama tanpa pandang bulu, tidak membeda-bedakan.
6. Tidak mencela sesama
7. Tidak memuji sesama
8. Tidak membenarkan sesama
9. Tidak menyalahkan sesama
10. Menerima sesama apa adanya tanpa penilaian baik buruk benar salah kaya miskin hina mulia.
11. Selalu menghindari perdebatan
12. Selalu menghindari pertengkaran
13. Senang hidup tenang dan damai
14. Tidak fanatik pada pendapatnya sendiri

UJIAN DI DALAM HIDUP
SETIAP ORANG YANG DENGAN TEKAD BULAT, IMAN BULAT, DAN BERSERAH DIRI TOTAL HANYA KEPADA ALLAH SWT SAJA AKAN MENDAPATKAN LATIHAN SECARA INTENSIF DARI ALLAH SWT SENDIRI UNTUK SEMAKIN MENINGKATKAN KESUCIANNYA SEHINGGA NANTINYA DIPERKENANKAN SEMAKIN SEMPURNA HIDUPNYA SEBAGAI MANUSIA DAN DIPERKENANKAN SAMPAI PADA KESEMPURNAAN HIDUP DALAM KASIH ALLAH YANG MAHASEMPURNA DAN YANG MAHATAKTERHINGGA.
Latihan tersebut biasanya berupa sakit, masalah, penderitaan, difitnah, dijahati, dibenci, kesulitan ekonomi, dan lain sebagainya sesuai dengan kekuatan masing-masing.
GOLEK BANYU APIKULAN WARIH GOLEK GENI ADEDAMAR
Golek banyu apikulam warih, golek geni adedamar artinya mencari air dengan pikulan dari air, mencari api dengan lampu minyak. Nasihat itu diberikan oleh para Leluhur kita untuk memberikan pelajarankepada kita bahwa apabila kita mau mendekatkan diri kepada Allah SWT atau mengabdi Allah SWT atau menyembah Allah SWT haruslah dengan Terang Bimbingan Allah SWT juga karena tidak mungkinlah bagi makhluk ciptaan untuk mendekatkan diri kepada Sang Penciptanya dengan kekuatan serta usahanya sendiri.
Jalan satu-satunya untuk mendapatkan ridha Terang Bimbingan Allah SWT hanyalah dengan berserah diri total atau sumarah kepada-NYA. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan lain.
Berserah diri total atau sumarah kepada Allah SWT itu adalah sikap batin setiap orang beriman.

WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Tindak-tanduk kita miturut Hukum Illahi, ingkang garis pokokipun kados ing ngandhap punika:
Raga, tumindakipun raga kedah mengku kasusilan, tata lan tertib, jujur, ugi mboten tumindak maksiyatan. Pangudi punika dipun wastani "NGUDI SUCINING RAGA"
Swara, swara tegesipun pangandika. Sadaya pangandika kedah mujudaken pangandikan ingkang nyata, manis, saha migunani utawi maedahi, ingkang nuju dhumateng karahayon. Pangudi punika dipun wastani "NGUDI SUCINING RAGA"
Rasa, salebetipun raos kedah mboten wonten raos mbedak-bedakaken, upaminipun rumaos langkung lebda ing ngelmi tinimbang sadherek sanesipun, rumaos langkung pinter, lan sapanunggilanipun. Ingkang wonten namung Raos Kumawula ing Gusti, tegesipun namung ngrumaosi manawi sami-sami dados kawulaning Allah. Pangudi punika dipun wastani "NGUDI SUCINING RASA"
KINANTHI
Sucining raga punika, wujude tata lan tertib, tindak tanduk solah bawa, susila lan tata krami, manut kukuming bebrayan, kang tumuju mring basuki.
Sucining swara puniku, ana waton tri prakawis, sepisan nywara kang nyata, kapindho nyuwara manis, dene kaping tiganira, nyuwara kang migunani.
Yen suwaramu tan lugu, dhemen peprengesan sami, utawa isi fitnahan, iku bakal mbebayani, tumrap dhirimu priyangga, ana akibatireki.
Sucining rasa puniku, perlu banget den parsudi, jer raos iku sanyata, dadi tumpakanireki, tumpakaning jiwanira, kang arsa bali mring suci.
Yen rasanira wus mujud, kumpul lan ngen-angeneki, mahanani jiwanira, kang bakal amujud suci.
Marmane kudu padha wruh, lan kudu padha satiti, aja dhemen migunakna, tumraping rasanireki, kanggo ngrasani mring liyan, nyenyatur alanireki.
( Latihan E Tanggal 8 Maret 1958 )

KUTIPAN SESANGGEMAN
Sanggem tansah enget dhateng
Allah, sumingkir saking raos pandaku, kumingsun, pitados dhateng kasunyatan saha sujud sumarah ing Allah.
Marsudi sarasing sarira, tentreming panggalih saha sucining Rohipun, mekaten ugi ngutamekaken watakipun, dalah muna-muni tuwin tindak-tandukipun.
Ngraketaken pasedherekan adhedhasar rasa sih.
Sanggem tumindak saha makarti, anjembaraken wajibing ngagesang, sarta anggatosaken preluning bebrayan umum, netepi wajibing Warga Negara, tumuju dhateng kamulyan saha kaluhuran, ingkang mahanani tata tentreming jagad raya.
Sanggem tumindak leres, ngestokaken Angger-Angger Nagari tuwin ngaosi ing sasami, mboten nacat kawruhing liyan, malah tumindak kanthi sih, murih sadaya golongan, para ahli kebatosan tuwin sadaya Agami saged nunggil gegayuhan.
Sumingkir saking pandamel awon, maksiyat, jahil, drengki, lan sasaminipun. Sadaya tindak tuwin pangandika sarwa prasaja sarta nyata, kanthi sabar saha titi, mboten kesesa, mboten sumengka.
Taberi ngudi jembaring seserepan lahir batos.
Boten fanatik, namung pitados dhateng kasunyatan, ingkang tundhonipun murakabi dhateng bebrayan umum.

WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Menjalani Ilmu Suci itu sulit apabila belum mengetahui, tetapi mudah apabila sudah mengetahui makna kata-kata "kesampar kesandung", yaitu perwujudan Ilmu tersebut sebenarnya sudah terpampang di depan kita, hanya saja jarang orang yang dapat mengerti, apabila tidak mendapatkan Pencerahan dari Allah SWT. Yang demikian itu haruslah dapat mengerti bahwa hidup di dunia ini sebenarnya tujuannya hanyalah untuk semakin menyempurnakan Ilmu Suci kita, supaya dapat kembali selalu tetap suci, kembali ke asal=usul kita, kembali ke sangkan-paran kita, itu haruslah engkau usahakan. Yang belum mengerti, cukuplah hanya tetap beriman yang teguh sentosa. Jadi hidup di dunia ini jangan sampai memanjakan keserakahan, memanjakan hawanafsu, yang sangat penting hanyalah haruslah tahu, kuwajiban kita bersembah sujud kepada Allah SWT. Pertama haruslah berusaha supaya jiwanya selalu suci. Kedua menurunkan keturunan supaya dapat tetap mewujudkan Ilmu yang Sejati ke masyarakat luas. Ketiga mencari makan untuk sarat hidup di dunia. Hal Hukum Khaqnya untuk bekal sujud. Pada umumnya menetapi kuwajiban sebagai kepala keluarga haruslah dapat mewujudkan ketentraman keluarganya, jangan sampai hidup nista, berusahalah mencapai keutamaan, cara kita mencari makan haruslah melalui jalan yang halal supaya selamat semuanya. Itulah Ilmu Suci. Jangan sampai kita malas bekerja. Itu keliru sekali. Kita tetap harus bekerja. Itulah yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk mencapai kesejahteraan. Keempat yang tetap suci. Kepada sesma haruslah penuh dengan Kasih Sayang, karena kenyataannya semua berasal dari satu asal-usul, lahir dan batin haruslah tetap satu, jangan sampai bertengkar, hanya tetap mengabdi kepada Allah SWT. Apabila tidak sama, pertama berasal dari pendidikan, kedua berasal dari bimbingan yang menyimpang dari Kehendak Allah SWT.

Marmanira para umat sami, tataraning ngudi ngilmu ika, angel kelakone, yeku yen durung weruh, dene gampang kalamun wus ngerti tembung kasampar kasandhung, blegering kang ngilmu, wujude wus gumelarnanging arang wong kang bisa mangerti, yen tan kawahyon ing Allah. Kang kadyeku kudu ngerti, lugunira urip neng ndonya, iku mono perlune, nyampurnakne ngilminipun, kanggo mulih mring tetep suci, ing asal-usulira, sangkan paranipun, iku padha den ungseda, iku ingkang durung ngerti, mung padha tetep Iman. Dadi urip neng ndonya iki, ora kena nguja ing kamurkan, nguja hawa napsune, kang perlu kudu weruh, wajibira manembah kuwi, sepisan nedya marna, suci jiwanipun, kapindho nurunke umat kanggo mujud tetepe ngilmu jati, ngarsaning umum ika. Kaping tiga ngupa boga sami, kanggo sarat urip aneng ndonya, mungguh kukuming Khaqe, kanggo sangu sujud, umumira netepi wajib, dadi kepala somah, kudu bisa mujud, gawe tentreming brayat, aja kongsi padha nandhang nistip, nggayuha mring utama. Denta ngudi ngupa boga sami, kudu amung metu dalan kalal, supaya slamet kabehe, iku babaring ngilmu, aja kongsi sira ngawaki, kesed sungkan makarya iku apan kliru, ingkang tetep kudu nggauta, iku ingkang kinarsan ing Gusti, kanggo ngudi karaharjan. Kaping papat kang tetep suci, marang kekadang dhasarnya, sih tresna ing batine, wit mungguh nyatanipun, padha nunggal asal-usulneki, ing lahir miwah batinnya, tetep nunggal iku, mung iku kahananira, aja kongsi dhemen sulayeng kardi, tetepe mung ngawula. Tandukira mring umum sami, batinira akekadang, lahire padha anane, yuwana ananipun, lamun sira tetep nglakoni, yen nunggal purwanira, dene nyatanipun, sapisan saka dhidhikan, kaping pindho saka tuntunan kang nisih, temahan nora padha.
Diposkan oleh sumarah di 21:23 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKIMOHARTONO
Perwujudan suci adalah mengakui berada di dalam Kuasa Allah SWT yang meliputi dan melingkupi kita, menyerahkan seluruh jiwa-raga di dalam Kolbu, itulah suci namanya.

WUJUDING SUCI IKU, ANGAKONI KAWENGKU GUSTI, MASRAHKE JIWA RAGA, NENG JRONING KOLBU, IKU SUCI ARANIRA

WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Hamrih suci kabeh laku kang titi,
nadyan tindak-tanduk lan pangucap, kudu kokpikir becike, murih tetep rahayu,
aja kongsi nyedha mring sesami,
rasakna ingkang nyata, babaring ngilmu, ing lahir-batinira,
supaya tetep yen Allah iku yekti, amberkahi marang sira.

WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
godha ing sajroning Laku
yen tuntunane kliru,
kagawa ing Ati Batal,
bisa mbabar tutur, tuture angandhar-andhar,
iku kaya wujud yekti,
nanging bakal kesasar.
Niti-niti lakuning wong urip, kaya-kaya nyata-nyataa,
nanging bingung atine dhewe, awit durung weruh, dunungira ing ngendi-endi, kang kacetha ing Kitab-Kitab, utawa buku-buku,
wawasan ngandhar-andhar,
dianggepa yen pancen wong wasis, tur dadi Dwijawara.
Iku nora ngerti Dat kang Suci, ingkang nuju ing murnining jiwa.

WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
IKU PEPALANG YEKTI
ORA SUJUD KANG TUMATA
SOK KALA-KALA MEMIKIR, LAN SOK NGAMBRA-AMBRA
Diposkan oleh sumarah di 21:17 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
KALAMPAHANIPUN SAGED NGAWULA, INGGIH NAMUNG SAKING SUJUD
Diposkan oleh sumarah di 21:12 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
IKU POMA PADHA ELINGA SAMYA,
LELAKONMU MADHEP MARANG ALLAH IKA, LAMUN ORA AWAS DENIRA IMAN, BAKAL KAGONDHOL ING ATI SETAN, RUMANGSA WIS DADI PANUNTUN SUCI, MUJUD ING KHAQ
Diposkan oleh sumarah di 21:06 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
LUHURING BANGSA INDONESIA,
MARGA PADHA ANANDHANG IMAN,
MUJUD BEBRAYAN KANG RAHARJA, TATA TENTREM WUJUDIRA.
Diposkan oleh sumarah di 21:02 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Mung kudu ngerti sira,
gawate wong ngudi ngilmi,
yen kongsi kathukulan, ati pandhaku yekti, rumangsa yen luwih suci, tinimbang lan kancanipun,
iku begalan.
Diposkan oleh sumarah di 20:56 0 komentar

WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Sabenere Khaqing Iman,
lakune kudu tata tetep ngabekti,
iku marganing rahayu,
larasna lan tekadira, nedya ngidhep ngarseng Hyang Mahagung,
lerem tentrem lenggahira, aja sok sinambi memikir.
Iku Kukuming Ngilmu Khaq,
majibi teteping Ngilmu Suci,
rasakna ingkang tuhu,
lan kulinakna padha, saben dina yen durung mujud, alon-alon dennya sujud,
supaya lerem lan wening.
Iku latihane wong Iman, murih tetep atul eneng-ening,
janjine tetep lugu, ngidhep ngarsaning Allah, Allah wis ngawuningani sadarum, apa ing karepira, kang mesthi den berkahi.
Mengkono wajibira, lakonana kelawan titi,
yen wis tetep wujud Suhul, ing kono binerkahan,
bisa ngerti wajibul wujud,
babaring uripira, neng ndonya tuwin neng ngakir.
Semono murahing Allah, tuwin asih mring umat sami, kang tetep Iman tuhu, lakune ora suminggah, abot-entheng wania manggul, nora ngucira ing tekad, yeku Wong Iman jati.
Nyata lakoning Khaqira, lakoning neng ndonya tuwin neng ngakir, bisa gawang-gawang weruh, garis-garise kang nyata, saka murah asihe Hyang Mahagung, mring umat kang padha Iman,
marma kudu ingkang yekti.
Diposkan oleh sumarah di 21:19 0 komentar

WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
SAREHNE SIRA WUS WERUH,
BAB-BAB KANG NGALANG-ALANGI, PADHA TENTREM ATINIRA,
MUNG SUMARAH MARING GUSTI,
AJA DHEMEN PASULAYAN, KANG MUNG MARGA SAKA PIKIR
Diposkan oleh sumarah di 21:37 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Karena engkau sudah mengetahui,
semua hal yang menghalang-halangi,
tenanglah hatimu,
hanya berserah diri total hanya kepada Allah SWT saja.

SAREHNE SIRA WUS WERUH,
BAB-BAB KANG NGALANG-ALANGI, PADHA TENTREM ATINIRA,
MUNG SUMARAH MARING GUSTI
Diposkan oleh sumarah di 21:37 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Allah itu yang tetap Mahakuasa.
Allah tidak memperkenankan umat-Nya yang beriman dirusak oleh orang lain. Allah pasti melindungi umat-Nya yang beriman.
Dari sebab itu, Imanmu kepada Allah SWT yang tetap teguh, jangan sampai mendua.
Hanya Allahlah yang harus engkau abdi. Itulah yang akan menyelamatkan hidupmu, tidak akan sampai dapat dirusak oleh Iblis.
Jangan lupa berlindunglah kepada Allah SWT.

Allah iku kang tetep Mahakuwasa, tan marengna maring umat, kang Iman rinusak ing liyan, iku bakal ingayoman.
Marmanira, Imanmu maring Allah kng tetep, aja kongsi mangro tingal, amung Allah Pangeranta, iku ingkang njaga slameting raganta, nora bakal kena den rusak ing laknat, aja lali angayoma.
Diposkan oleh sumarah di 20:18 0 komentar
Senin, 2008 Agustus 18
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Supaya dapat suci, harus mengurangi berkembangnya hawanafsu, terwujud di dalam sujud yang dinamakan Sumarah, melatih jiwa dan raga, supaya dapat tenang dan tenteram, mewujudkan berserah diri total kepada Allah SWT atau sumarah.
Supaya dapat mencapai mewujud sumarah itu tidaklah mudah.
Daya perbawanya Hati Setan atau Hati Batal itu lebih dahsyat.
Sipat Hati Setan atau Hati Batal itu selalu tenggelam di dalam keindahan alam dunia, menggebu-gebu, tidak pernah merasa puas, selalu mempengaruhi sedikit demi sedikit supaya dapat tercapai keinginannya yang tertuju pada kemuliaan hidup di dunia.

Bisane suci, nyenyuda tumangkare hawanafsu, maujud ana sujud diarani Sumarah, mamardi jiwa lan raga, bisane lerem lan tentrem, maujud sumarah.
Wong kang bisa mujud sumarah iku ora gampang.
Daya prabawaning Ati Batal luwih hebat.
Mangka mungguh kang dadi wewatakaning Ati Batal iku marga kerem marang kaendahaning alam, lan ngangsa-angsa, ora ngrasa marem, mesthi anggremet ngudi bisa katekan ing sedyane kang nuju marang kamulyan ing ngalam donya.
Diposkan oleh sumarah di 20:25 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Perjalanan orang hidup
haruslah berhati-hati, jangan sampai memanjakan hawanafsu itu pengganggu perjalanan,
yang tetap menjalani laku yang jujur,
hanya berpusat pada Iman,
supaya bisa suci.

Lakone wong urip ika,
mulane kudu dingati-ati, aja ngumbar hawanafsu iku begalaning lampah,
ingkang tetep mujud laku kang jujur,
arahe mung Imanira,
supaya bisa suci.
Diposkan oleh sumarah di 20:37 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Sujud yang benar hanya di dalam Sanubari

Sujud ingkang leres namung wonten ing Sanubari.
Diposkan oleh sumarah di 20:44 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Wujud dari Hukum Ilmu Suci
tidaklah mudah ringan untuk menjalaninya
sangat gawat sekali
apabila engkau sampai mempunyai pamrih, memanjakan nafsumu,
tempatnya sudah ada,
apabila engkau bertekad menjadi suci, tempatmu juga sudah ada.

Iku wujudira,
Kukuming Ilmu Suci
ora entheng sangganira
gawate kepati-pati
yen sira kongsi pamrih, anguja napsumu, papane pan wis ana,
yen sira nedya suci, dunungira uga wis ana.
Diposkan oleh sumarah di 20:46 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Sengsara senang bagi orang yang sedang menjalani Ilmu Suci
janganlah menggerutu,
teguhlah tekadmu,
menjalani Iman yang Suci,
sujudlah di dalam bimbingan Khaq di dalam Sanubarimu,
itulah sesungguhnya orang yang beriman,
yang murni mengabdikepada Allah yang Mahaesa.

Lara penak tumraping pangudi aja padha angresula,pasrahna ing Allah,
rahayu tekadmu,
mardi Iman ingkang suci,
lenggah ing Khaqira,
neng Sanubarimu,
iku teteping wong Iman,
ingkang lugu rumangsa anggusti ing Allah kang Mahaesa.
Diposkan oleh sumarah di 20:50 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Tetaplah sujud dengan baik
jangan suka bohong
itulah jalan menuju meninggal dengan sempurna,
menjalani Iman, dengan Suhul,
apa saja yang engkau rasakan, tetaplah di dalam Sanubari,
itulah jalan yang utama,
jalanilah dengan tertib, tenang, sabar, dengan perlahan-lahan,
janganlah tergesa-gesa hatimu,
yang perlu hanyalah sujud,
tetaplah sujud dengan baik dan benar,
terasa di dalam dada.

Tetep tata lenggah kang tumata,
aywa kongsi goroh,
lan iku ingkang mujud
dedalane mring kasidan jati,
ngawaki Iman ika,
teteping Suhul,
apa bae kang kok rasa,
tetep ana jro Sanubari,
yeku marga utama.
Lakonana kalawan tertib, sareh, sabar, kanthi lon-alonan, aja kesusu atine,
kang perlu amung sujud,
tetep tata lenggahe,
rinasa jroning dhadha.

Diposkan oleh sumarah di 20:56 0 komentar
RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO PEMBIMBING SUFI JAWA DARI YOGYAKARTA JAWA TENGAH INDONESIA
Raden Ngabehi Soekinohartono adalah salah satu Pembimbing dan Pendamping Sufi Jawa. Beliau dilahirkan di desa Munggi, Kapanewon Semawu, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta pada tanggal 26 malem 27 Desember 1897 dari keluarga Raden Wirowedono. Pak Kino meninggal dunia pada tanggal 25 Maret 1971 di Wirobrajan VII/158 dan dimakamkan di Pemakaman Kuncen Yogyakarta.
Pencerahan Raden Ngabehi Soekinohartono mulai diterima dari Allah SWT pada tanggal 08 September 1935 pukul 03.00 WIB, setelah beliau ikut serta secara sendirian berserah diri total hanya kepada Allah SWT, memohonkan Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia yang pada waktu itu sedang berada di bawah penjajahan Bangsa Belanda, dengan tugas menyebarkan dan membimbing Iman Tauhid atau Iman Bulat 100% hanya kepada Allah SWT saja.
Pada tanggal 04 Juli 1937 Raden Ngabehi Soekinohartono menerima Pencerahan untuk mulai melaksanakan tugas menyebarkan dan membimbing Iman Tauhid atau Iman Bulat 100% hanya kepada Allah SWT saja. Mulai itulah Pak Kino melaksanakan tugasnya membimbing Sufi-Sufi Jawa Pak Suhardo, Pak Hardjoguno, Pak Sastrosudjono, Pak M. Nirman Rogoatmodjo, Pak Prawiroatmodjo, Pak Dwidjowijoto, dan seterusnya.
Pada tanggal 01 Juli 1949 Raden Ngabehi Soekinohartono menerima Pencerahan untuk memberikan bimbingan-bimbingan, pedoman-pedoman Iman Tauhid atau Iman Bulat 100% hanya kepada Allah SWT berwujud Wewarah-Wewarah kepada para Sufi Jawa yang terpanggil untuk ikut menapaki Jalan Spiritualnya.

Diposkan oleh sumarah di 20:37 0 komentar
Rabu, 2008 Agustus 20
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
Hidup di dunia sarananya adalah harta benda, tetapi jangan sampai mengabdi, wujudnya tenggelam di dalam harta benda, apabila tenggelam menjadi penghalang. ( Harta Benda Duniawi )
Khaq tetap berada di dalam Sanubari. ( Khaq ada di Sanubari )
Akan menerima Bimbingandari Allah SWT sendiri dengan perantaraan Rasa Suci, atau Khaqiqi, atau Dewa Ruci di dalam rasa gaib. ( Khaqiqi )
Junun itu berwujud tenang tenteram, itu yang baik untuk menjalani Ilmu Suci. ( Junun )
Hukum orang beriman yang teguh sentosa hanya satu matanya selalu tertuju kepada Allah. ( Iman Tauhid atau Iman Bulat 100% )
Menderita dan Senang bagi orang yang telah berserah diri kepada Allah SWT haruslah dijalani, itu petunjuk dari para Nabi. Kehidu8pan para Nabi juga demikian itu, hidup mereka lebih sengsara daripada engkau. Hanya Allah saja yang mereka abdi, walaupun sampai mati mereka tidak gentar menjalaninya. Hanya berserah diri total hanya kepada Allah saja. Sumarah itu warisan dari para Nabi.
Janganlah sampai engkau semua lupa, apabila menerima Kasih Allah SWT, jangan sampai merasa lebih dari umat lain atau sesama, haruslah tetap merasa bahwa dirimu adalah abdi, yang harus selalu tetap ingat akan menghadapmu kepada Hyang Mahaagung, merasa bahwa selalu berada di dalam Kuasa Allah SWT selalu menjalani menghadap di hadapan Allah SWT.
Yang dikehendaki Allah SWT itu orang yang Imannya sudah lepas dari hawanafsu. Apabila sudah tidak terikat akan sangat mudah menghadap kepada Allah SWT. Maka sebaiknya di antara sela-sela bekerja tenang, diam sampai sumarah berserah diri total kepada Allah SWT . Pelaksanaannya dengan sambil duduk-duduk, sambil tiduran, berdiri, dapat saja. Penting sekali dapat membiasakan diri tenang. Apabila sudah terbiasa tenang, lalu sampai ke berserah diri total hanya kepada Allah SWT saja, tidak akan mudah digodha.
Yang penting haruslah hanya berwujud di dalamRasa Suci, selalu ingat bahwa selalu di hadapan Allah yang Mahaagung, selalu taat akan semua Perintah dan Kehendak-Nya, jangan sampai merasa susah apabila sedang disucikan oleh Allah SWT, hanya berserah dirilah saja kepada-Nya.
Haruslah selalu ingat bahwa apabila sewaktu-waktu ada gerak di dalam hati merasa dapat memberikan pelajaran dan petunjuk, itu adalah gerak dari Hati Setan atau Hati Batal, yang selalu tetap egois sifatnya.
Apabila kurang teliti, sering mengaku sebagai Sang Mahaguru, dapat mengajarkan semua ilmu lahir dan batin sempurna, sempurna menguasai segala yang gaib, itu Hati Setan atau Hati Batal.
Sarat untuk dapat menjalankan hubungan dengan Khaq adalah tenteramnya hati hanya bersujud di hadapan Allah SWT
Supaya dapat menjalani Ilmu dengan baik janganlah sampai berbuat yang menyimpang dari Jalan Allah, janganlah serakah, jangfanlah sering marah-marah, janganlah semua itu engkau turuti saja, itu semua adalah penghalang.
Tempatnya Khaq adalah di dalam Sanubari,hawanafsu sudah tidak ada apabila sudah berada di dalam Sanubari. Adanya hanya Iman kepada Allah SWT mengabdi hanya kepada Allah SWT saja.

Gesang ing ndonya pirantosipun brana, nanging sampun mangeran, wujudipun kerem, yen kerem memalangi. ( BANDHA DONYA )
Mangka tetepipun saking Khaq, wonten ing Sanubari. KHAQ WONTEN ING SANUBARI
Mangke angsal tuntunan saking Allah pribadi alelantaran Rasa Suci, inggih Khaqiqi, inggih Dewa Ruci wonten salebeting rasa gaib. ( KHAQIQI )
Junun iku ayem tentrem wujudipun, iku kang prayoga, amamardi Ngelmu Suci. ( JUNUN )
Kukuming tiyang Iman ingkang teguh santosa, mung siji mripatipun nuju mring Allah. ( IMAN TAUHID UTAWI IMAN BULAT 100% )
Lara penak tumraping wong kang sumarah kudu dilakoni, iku warahing para Nabi. Lakonira iya mangkana, lakune luwih sangsara katimbang sira. Mung Allah kang den kawulani, nadyan tekan pati, Nabi kuna ora wigah-wigih. Mung pasrah jia raga mring Gusti. Sumarah iku warising Nabi.
Ja lali mungguhing umat, yen sira antuk Sihing Gusti, ywa rumangsa punjul, kudu rumangsa kawula, ingkang tansah enget idheping Hyang Mahaagung, rumangsa yen kapurba ngawaki ngaras ing Gusti.
Mila makaten Karsa Allah ingkang dipun karsakaken Imanipun sampun luwar saking hawanapsu. Manawi sampun mboten kaiket badhe gampil ngidhep ing Allah. Mila sakselaning pandamelan lerem, kendel ngantos sumarah. Cak-cakanipun kaliyan lenggahan, tileman, jumeneng, kenging. Perlu lajeng saged kulina lerem. Yen sampun kulina lerem, lajeng dumugi Jinem, mboten gampil kagodha.
Wajibe kang lugu amung mujud ing Rasa Suci, eling yen kapardi ngarseng Hyang Mahaagung, manut sakrehira, aja kongsi susah yen binabar suci, mung pasraha kewala.
Marma kudu emut, lamun ana krenteging ati kang rumangsa bisa mulang tuwin muruk, iku pangajaking Ati Batal, kang tetep aran egois.
Marmanira yen kurang satiti, sok keplantrang ngaku dwija tama, bisa mulang sabarang reh, ing lahir batin putus, mumpuni saliring gaib, iku Drubiksa nyata Bataling Ati Setan lugu.
Sarating Khaq rujukira tentreming manah mung sungkem ing Allah.
Rujuke ana ngilmu aja nglakoni nistip, aja srakah, aja kerep nepsu, ora kena sira uja, iki pepalang.
Dhudhuking Khaq neng Sanubari, hawanapsu ora ana yen wus lenggah neng Sanubari. Anane mung kari Iman ngawula ngarseng Hyang Widdi.
Diposkan oleh sumarah di 08:02 0 komentar
Kamis, 2008 Agustus 21
BAB NYINAU SUJUD SUMARAH KANGGE SADHEREK ENGGAL
Saderengipun tumandang Sujud Sumarah langkung rumiyin angleremaken pancadriya sarta nentremaken penggalihipun. Lereming Pancadriya wujudipun wonten wewujudan mboten dipun tingali, wonten suwanten mboten dipun paelu/gatosaken, wonten rungu mboten dipun mirengaken, mambet ganda punapa kemawon mboten dipun ganda, wonten raos keraos ing badan sakojur mboten dipun raosaken, wontenipun namung suwung blung. Tentreming manah badhe mujudaken eneng, ening, eling dhateng Gusti Pangeranipun, inggih Allah SWT, Tuhan yang Mahaesa. Dados menawi sampun lerem tentrem tumaneming Sujud Sumarah saged mujud eneng, ening, eling.
Sujud Sumarah wau saking manunggilipun angen-angen, Budi, lan rasa. Angen-angen minangka wewakiling awak/raga, Budi minangka wewakiling Purbaning Ingkang Mahagesang utawi Pepadhang, dene rasa minangka wewakiling roh/jiwa. Kempaling angen-angen, Budi, rasa, sami sesarengan sujud Sumarah lenggah wonten ing pasujudan ing Sanubari, ingkang arahipun wonten salebeting jaja. Menawi salebeting Sanubari ing jaja wau sampun wonten raos apesipun lega, anyep sakeca, nikmat munfangat, mratandhani bilih Sujud Sumarahipun sampun leres, awit raos ingkang makaten wau kaprabawan saking raosing Datullah. Menawi raosing sujud dereng wonten titik-titik saking salah satunggaling tandha ingkang kasebat ing nginggil, pratandha manawi Sujud Sumarahipun dereng leres.
Manawi Sujud Sumarahipun sampun ajeg sae lan leres, salebetipun Sujud Sumarah ingkang sampun leres lan sakeca wau, sarana batos dipun parengaken nyuwun periksa dhateng Allah SWT, punapa kabetahanipun. Miturut pengalaman, mangke saged angsal jawaban wonten salebeting Sanubari kanthi tembung cekak aos saperlu kemawon. Menawi sampun kulina lajeng angsal piwulang, pendhidhikan, penerangan, penjelasan, dhawuh-dhawuh, lan sapiturutipun saking Allah SWT, lumantar Khaqiqi, utawi Raos Suci. Dangu-dangu suwanten saking Sanubari wau saged kawiyos wonten ing lesan/lathi kadosdene gineman limrah punika.
Samangsa sampun dipun parengaken makaten, lajeng sadaya kabetahan kita ingkang wigatos kapareng nyuwun periksa dhateng Allah SWT.
Diposkan oleh sumarah di 01:39 0 komentar
Rabu, 2008 September 03
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
BAB BELAJAR SUJUD SUMARAH UNTUK YANG BARU BELAJAR
Sebelum melakukan Sujud Sumarah terlebih dahulu harus menenangkan pancaindera serta menenteramkan hati. Tenangnya Pancaindera berwujud ada perwujudan tidak dilihat, ada suara tidak diperhatikan, mendengar sesuatu tidaklah didengarkan, ada bau apa saja tidak memciumnya, ada rasa yang terasa sekujur tubuh tidaklah dirasakan, adanya hanya kosong sama sekali. Tenteramnya hati akan mewujudkan diam, hening, menyadari serta ingat selalu akan Sang Khalik yang kita sembah, Allah SWT, Tuhan yang Mahaesa. Jadi apabila sudah tenang tenteram, jalannya Sujud Sumarah dapat mewujudkan diam, hening, selalu sadar dan ingat akan Allah.
Sujud Sumarah berjalan dari bersatunya angan-angan, Budi, dan rasa. Angan-angan sebagai wakil tubuh atau raga, Budi adalah wakil dari Kuasa Yang Mahahidup atau Terang , adapun rasa wakil roh atau jiwa. Bersatunya angan-angan, Budi, rasa, lalu bersama-sama sujud sumarah di tempat persujudan di Sanubari, yang arahnya ada di dalam dada. Apabila di dalam Sanubari di dalam dada tersebut telah ada rasa lega, sejuk tenang, nikmat membangkitkan semua kebaikan, menandakan bahwa Sujud Sumarahnya sudah benar, karena raswa yang demikian itu adalah perbawa atau pengaruh dari rasa Dat Allah. Apabila rasa sujud belum ada tanda-tanda dari salah satu rasa yang telah disebutkan di atas, menandakan bahwa Sujud Sumarahnya belum benar.
Apabila Sujud Sumarahnya sudah selalu tetap baik dan benar, di dalam Sujud Sumarah yang telah selalu baik dan tenang itu di dalam hati diperkenankan bertanya kepada Allah SWT, apa saja kebutuhannya. Berdasarkan pengalaman, nanti akan mendapatkan jawaban di dalam Sanubari berwujud kata-kata yang singkat padat seperlunya saja. Apabila sudah biasa akan menerima Pelajaran, Pendidikan, Pencerahan, Penjelasan, Sabda-Sabda, dan sebagainya dari Allah SWT dengan perantaraan Khaqiqi atau Rasa Suci. Lama-lama suwara yang ada di dalam Sanubari tersebut dapat keluar melalui mulut atau bibir seperti berbicara biasa itu.
Apabila sudah diperkenankan yang demikian itu, semua kebutuhan kita yang sangat penting diperkenankan kita tanyakan kepada Allah SWT.
BAB MANAH BATAL
Tiyang ngudi ngelmu kasucian punika gawat kaliwat-liwat, menawi kita kirang titi lan waspada, saged tergelincir wonten margining panasaran. Kamangka lampahing Ngelmu Sumarah kita punika tansah lumampah terus. Lampahing ngelmu sering nglangkungi gawat lan rumpil. Saklebeting Iman kita wonten lelampahan ingkang tansah lelawanan ( ngaler-ngidul ), inggih punika Khaqiqi lan Batal, leres lan lepat, sae lan awon, lan sapiturutipun.
Manah Batal sering mowor sambu, ngaken manawi piyambakipun ugi Allah utawi Khaqiqi, mangka wujudipun tunggal saawak kita, ugi saged suka piwulang, tuntunan, dhawuh, keterangan ingkang mawarni-warni sanget, menawi kirang titi lan waspada, saged dipun pengaruhi dening ingkang mowor sambu wau.
Menawi ingkang mowor sambu wau ingkang pidhato, sadaya para kadang ingkang mirengaken raosipun mboten sakeca sarta mboten pitados maksud ingkang dipun andharaken wau, satemah nukulaken manah gela, cuwa, bimbang, mboten marem sarta mboten pitados.
Akibatipun lajeng sami mangu-mangu anggenipun badhe ngudi Ngelmuning Allah. Punika sadaya dhedhasar saking kenyataan, sauger tiyang ingkang dipun tunggangi dening ingkang mowor sambu wau, inggih punika akibatipun ingkang mirengaken tetep sami mekaten.
Menawi saking Allah lumantar Khaqiqi, raosipun sakeca lerem tentrem ayem. Warahipun saged ngengingi dhateng para hadirin kanthi tenang, suraosipun wewarah saged katampi kanthi cetha lan terang.
Menawi sampun kathah wewarahipun, kedah ngatos-atos saha titi waspada sampun ngantos wonten ingkang mowor sambu ngaken-aken Allah. Sarehning dereng mangertos pundi ingkang leres lan pundi ingkang lepat, menawi wonten kenyataanipun, punika saking Allah lumantar Khaqiqi, menawi mboten wonten kenyataanipun, punika saking ingkang mowor sambu wau.
Wewarah saking ingkang mowor sambu kalawau, adhakanipun asring anonjolaken dhiri, rumaos celak dipun sihi dening Allah piyambak, remen mandhiri, rumaos leres piyambak, remen dipun sanjung-sanjung ing liyan, ingalembana, dipun puji-puji, dipun aosi sanget, jalaran dipun tuntun dhateng kaluhuran lan kemakmuran, remen sugih raja-brana, remen anjamah dhateng wanita ingkang dipun kajengaken. Menawi sampun termashur lajeng anggadhahi watak sapa sira sapa ingsun, makaten sapiturutipun. Menawi lepat dipun bucal ing liyan, menawi leres dipun anggep saking pakartinipun piyambakipun. Tuntunan saking ingkang mowor sambu punika menawi dipun gega, saya dangu saya berkembang, kumaluhur, egois. Punika tumrap dhateng sok sintena kemawon.
Diposkan oleh sumarah di 07:31 0 komentar
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
BAB HATISETAN ATAU HATI BATAL
Orang menjalani Ilmu Kesucian itu sungguh sangat gawat sekali, apabila kita kurang teliti dan waspada, dapat tergelincir masuk ke dalam jalan yang sesat. Jalannya Ilmu Sumarah terus berjalan. Jalannya Ilmu sering sekali melalui jalan yang gawat dan sangat sulit. Di dalam Iman kita selalu ada perjalanan yang selalu berlawanan, yaitu Khaqiqi dan Hati Setan, benar dan salah, baik dan buruk, dan seterusnya.
Hati Setan sering kali menyamar, mengaku bahwa dia juga Allah atau Khaqiqi, padahal selalu berada menyatu di dalam tubuh kita, dapat juga memberikan pelajaran, tuntunan, sabda, keterangan yang bermacam-macam sekali, apabila kita kurang teliti dan waspada, kita dapat dipengaruhi Hati Setan yang menyamar itu.
Apabila Hati Setan yang menyamar itu yang berbicara, semua saudara yang mendengarkan akan merasa tidak enak dan tidak percaya akan maksud yang dikatakannya itu, sehingga akan menimbulkan rasa kecewa, bimbang, tidak puas dan tidak percaya. Akibatnya lalu menjadi ragu-ragu di dalam akan menjalani Ilmu-Nya Allah. Ini semua berdasarkan kenyataan bahwa apabila yang berbicara itu orang yang digerakkan oleh Hati Setan yang menyamar itu yang mendengarkan selalu demikian itu.
Apabila dari Allah dengan perantaraan Khaqiqi, rasanya enak tenang tenteram. Yang diajarkannya dapat menyentuh hati para hadirin dengan tenang, maknanya dapat diterima dengan terang dan jelas.
Apabila Pelajarannya sudah banyak, haruslah berhati-hati, teliti dan waspada, jangan sampai ada Pelajaran yang berasal dari Hati Setan yang menyamar itu.
Pelajaran dari Hati Setan yang menyamar itu sering kali berwujud menonjolkan diri , merasa yang paling dekat dan dikasihi oleh Allah, senang menonjolkan namanya sendiri, merasa yang paling benar sendiri, senang disanjung-sanjung oleh orang lain, dipuji-puji, sangat dihargai dan dihormati karena dibimbing ke keluhuran dan kemakmuran, senang kaya harta benda, senang bermain perempuan, apabila sudah termashur lalu mempunyai sifat sombong, arogan, apabila salah dilemparkan ke orang lain, apabila benar diakuinya dari tindakannya atau pekerjaannya sendiri.
Tuntunan dari Hati Setan yang menyamar itu apabila dipercaya dan diikuti akan membuat sifat orang yang digerakkan oleh Hati Setan yang menyamar itu menjadi semakin berkembang menjadi semakin merasa luhur martabatnya, egois. Hal tersebut berlaku untuk siapa saja.
SUMARAH

tempat persinggahan jiwa-jiwa yang sedang di dalam perjalanan mengabdi dan berserah diri total hsnya kepada ALLAH SWT Alamat : Padepokan CAHYO ADI Jalan Minakkuncar 21, Telpon 0351 - 461441 Winongo, Manguharjo, Madiun 63126 Jawa Timur INDONESIA
Kamis, 2008 September 25
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
TATARAN TERTINGGI ILMU SUMARAH
Tataran tertinggi Ilmu Sumarah adalah tumbuhnya IMAN TAUHID, KESADARAN yang tetap di dalam diri seseorang bahwa dia adalah makhluk ciptaan yang sebenar-benarnya dan sesungguh-sungguhnya tidak dapat apa-apa, tidak mempunyai apa-apa, dan tidak kuasa apa-apa, yang seharusnya dan sepantasnya hanya melulu taat, patuh, bersembahsujud, dan mengabdi hanya kepada Allah SWT semata, YANG MENCIPTAKANNYA, YANG SEBENAR-BENARNYA DAN YANG SESUNGGUH-SUNGGUHNYA YANG DAPAT MELAKUKAN APA SAJA, YANG MEMPUNYAI APA SAJA, DAN YANG BERKUASA APA SAJA.

Apabila belum tumbuh Kesadaran tetap tersebut seseorang tersebut belum sampai pada Tataran Tertinggi Ilmu Sumarah yaitu IMAN TAUHID kepada ALLAH SWT
SUMARAH

tempat persinggahan jiwa-jiwa yang sedang di dalam perjalanan mengabdi dan berserah diri total hsnya kepada ALLAH SWT Alamat : Padepokan CAHYO ADI Jalan Minakkuncar 21, Telpon 0351 - 461441 Winongo, Manguharjo, Madiun 63126 Jawa Timur INDONESIA
Kamis, 2008 September 25
WEWARAH RADEN NGABEHI SOEKINOHARTONO
TATARAN TERTINGGI ILMU SUMARAH
Tataran tertinggi Ilmu Sumarah adalah tumbuhnya IMAN TAUHID, KESADARAN yang tetap di dalam diri seseorang bahwa dia adalah makhluk ciptaan yang sebenar-benarnya dan sesungguh-sungguhnya tidak dapat apa-apa, tidak mempunyai apa-apa, dan tidak kuasa apa-apa, yang seharusnya dan sepantasnya hanya melulu taat, patuh, bersembahsujud, dan mengabdi hanya kepada Allah SWT semata, YANG MENCIPTAKANNYA, YANG SEBENAR-BENARNYA DAN YANG SESUNGGUH-SUNGGUHNYA YANG DAPAT MELAKUKAN APA SAJA, YANG MEMPUNYAI APA SAJA, DAN YANG BERKUASA APA SAJA.

Apabila belum tumbuh Kesadaran tetap tersebut seseorang tersebut belum sampai pada Tataran Tertinggi Ilmu Sumarah yaitu IMAN TAUHID kepada ALLAH SWT.
sumber: info dari blog dan teman teman penghayat sumarah