Kamis, 31 Januari 2013

waspada berita bohong


jangan mudah percaya dengan berita yang disampaikan oleh orang atau instansi yang tidak terpercaya, apalagi dari televisi, koran, radio.......

bagaimana mereka itu bisa dipercaya, lah wawancara 2 jam tapi yg muncul diberita cuman 2 menit, dipotong semaunya sendiri, trus mengatakan bahwa itu kesimpulannya tanpa pernah mengkonfirmasi dengan sumber berita apakah benar yg dimaksudkan demikian ?????
trus ini kan yang benar sumber beritanya dari nara sumber atau sumbernya dari si wartawan ?????

misalnya berita, menurut KH...... hal itu haram....., padahal KH itu menjelaskan persoalannya sangat rinci, bisa haram dengan syarat 1, 2, 3 dan seterusnya.....
tapi setelah jadi berita yg muncul kok cuman menurut KH ... ini haram....
lah ini yg jadi sumber berita KH.... atau si wartawan ?????

karena itulah kita harus selektif saat menerima berita, apakah berita itu bisa dipercaya?, apakah dia disampaikan oleh orang yg bisa dipercaya ?

ada baiknya kita punya jaringan berita tersendiri yg bisa dipercaya....

kalau dari televisi, koran radio .... itu sih lebih banyak meragukan, karena pasti berita itu sudah dikurangi dengan alasan keterbatasan waktu atau durasi, belum lagi dipotong iklan, belum lagi masalah rating, supaya ratingnya bagus maka beritanya harus dibikin heboh, bila perlu dipotong dibagian tertentu sehingga menimbulkan kontroversial supaya terjadi penafsiran yg macam macam dari pendengarnya supaya terjadi perdebatan dan supaya jadi trending topik, jadi berita bisa terus berlanjut dan karena jadi trending topik bisa dipakai buat menarik pemasang iklan lebih banyak lagi.....

wah uuuedaaannnn tenan....... berani sekali mereka ????? apa mereka tidak takut dengan siksa neraka ????

apa mereka pikir duwit yg dihasilkan dari berita eror itu bisa dipakai buat menyogok malaikat penjaga neraka supaya tidak menyiksa mereka ???? atau jangan jangan mereka pun berpikir untuk berusaha membohongi malaikat penjaga neraka ????

ha ha ha, berhati-hatilah para wartawan, pemilik stasiun tv, radio, koran,...... ingatlah semua itu akan dimintai pertanggung jawaban, dan tentu saja tanggung jawab terbesar ada pada pemilik stasiun tv, radio, koran...... karena mereka punya kuasa untuk menghentikan itu semua namun mereka membiarkannya saja....

jangan bangga saat diwawancarai oleh wartawan.... bisa jadi itu akan jadi fitnah bagi anda.... saat diwawancara anda sampaikan hal itu lengkap, tapi saat muncul di berita tv , koran, radio ternyata sudah dipenggal seenaknya, lebih parah lagi apa yg anda sampaikan itu dipotong ditempat yg menimbulkan kontroversi..... waduh akibatnya bisa sangat menyakitkan, karena bisa jadi anda malah akan dimusuhi oleh banyak orang, dan anda tahu berapa banyak waktu, tenaga dan biaya yg harus anda keluarkan untuk meluruskan berita itu...... dan apakah si wartawan yg mewawancarai anda itu peduli dengan anda dan mau membantu anda meluruskan berita ? yg ada mereka malah sembunyi, kalau pun terpaksa mereka harus meluruskan berita maka paling paling kita cuman dikasih ruang untuk hak jawab berita di koran yg tidak sampai 200 huruf itu, atau ditelevisi cuman 2 menit aja, atau diradio cuman 5 menit aja....... ha ha ha edan tenan


menjelang pemilu, maka berita berita bohong akan beredar lebih banyak dari hari hari biasa..... belum lagi berita yg setengah benar dan setengah bohong...... dan ada lagi berita benar yg diolah sedemikian rupa sehingga nampak seperti berita bohong ???????? berhati-hatilah menyikapi berita......
akan ada pertikaian yg terjadi hanya karena mereka tidak selektif dan teliti menanggapi berita, dan korbannya juga rakyat kecil juga, para pedagang kecil terganggu jualannya, para tukang parkir kehilangan sumber nafkahnya, dan karyawan kecil yg tidak aman dalam bekerja maupun dalam perjalanan ke tempat kerja......

yang penting saat kita menerima berita, maka kita konfirmasi aja ke nara sumber beritanya, dan kalau ternyata kita tidak mampu atau tidak bisa menghubungi nara sumber beritanya, maka kita kesampaingkan berita itu, kita anggap sebagai berita tidak berharga atau sekalian aja dianggap berita setengah bohong jadi tidak perlu dipercaya....

 ada juga wartawan yg jujur dalam menulis berita, tapi saat tulisannya masuk ke meja redaktur editor, maka dia harus takluk dan mengikuti maunya si redaktur editor itu.... dan jadilah berita itu berubah, dan jadi tidak jujur lagi..... kalau udah begini pilihannya cuman dua bagi si wartawan jujur itu yaitu keluar dari profesi wartawan atau membuat koran sendiri yg jujur beritanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar