Sabtu, 04 Mei 2013

Dilarang Menghina Sesembahan Orang Lain



*** Dilarang Menghina Sesembahan Orang Lain ***

“janganlah kau caci mereka yang berdoa kepada selain Alloh, lalu mereka mencaci Alloh melebihi batas tanpa dasar pengetahuan.
Demikianlah  bagi setiap golongan kami buat menarik perbuatan mereka, kemudian kepada tuhan juga mereka kembali.
Ketika itu beritahukanlah kepada mereka apa yang mereka kerjakan”
(Qs al-An’am (6) ; 108)

Kita dilarang keras menghina sesembahan orang lain apa pun bentuknya, karena saat kita menghina sesembahannya yang mana itu adalah apa yang dia kagumi dan sangat dimuliakan olehnya, maka secara manusiawi orang itu akan melawan dan membalas dengan menghina sesembahan kita yaitu gusti alloh swt, dan tentunya kita juga tidak rela jika ada orang yang menghina gusti alloh, kita pun akan sakit hati bahkan marah, demikian juga mereka, dan kalau mereka sudah marah maka akan lebih sulit lagi untuk mengenalkan gusti alloh kepada mereka, karena insting membela diri mereka menjadi sangat dominan dan membuat mereka menolak apa pun ajakan dari orang yang telah menghina sesembahan mereka, karena menghina sesembahan mereka itu juga berarti menghina dirinya dan menganggap dirinya orang bodoh.

Keyakinan seseorang mengenai agama yg dianutnya tergantung pada beberapa hal, antara lain keadaan kejiwaannya, latar belakang kehidupannya, perasaannya yg tersembunyi, berbagai kecenderungannya, atau sejarah hidupnya, atau warisan keluarga. Sifat, keadaan keluarga, dan pendidikan yg dialaminya di masa kecil juga turut mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keagamaan seseorang.

Tugas kita ialah menggunakan sumber daya yg sudah ada itu untuk mengantarkan manusia kepada kebenaran , dan sedikit demi sedikit akan menerangi jiwa dan ruh yg diliputi kegelapan. 
Jika tugas itu tidak dilakukan dengan arif dan bijaksana, disertai kemampuan bimbingan ruhani yg baik, bisa jadi pelaksanaan tugas itu hanya akan memunculkan sikap keras kepala dan juga sikap tidak senonoh (menghina) kepada alloh swt.
Selain itu tanpa kebijakan dan kearifan, niscaya petuah dan ajaran yg disampaikan seseorang hanya akan  menyebarkan keraguan dan kesesatan diantara manusia, sekaligus melemahkan keimanan mereka.

Ketika seseorang menganut suatu agama atau memercayai suatu pemikiran, ia akan meyakini bahwa agama atau pemikirannya itulah yg benar.
 Karena itulah kita dilarang menghina sesembahan orang lain karena hal itu hanya akan menimbulkan sifat anti pati kepada gusti alloh maupun agama islam atau bahkan akan membuat mereka memusuhi agama islam padahal mereka belum kenal atau tidak tahu apa-apa tentang agama islam, hanya karena semata-mata mereka merasa harus membela apa yg diyakini benar oleh mereka.

Dengan tidak menghina sesembahan mereka diharapkan mereka tidak membalas menghina agama kita atau menistakan kebenaran yg didakwahkan oleh kita.
 Larangan itu juga dimaksudkan agar orang yg belum beriman menyadari toleransi dan kelembutan islam kepada umat manusia, sehingga timbul rasa simpati dan mau membuka hati dan pikiran mereka untuk mengenal gusti alloh dan agama silam, soal selanjutnya terserah dari hidayahnya gusti alloh.

Sejarah telah membuktikan bagaimana cerdasnya dakwah yg dilakukan oleh wali songo dan murid-muridnya, 
mereka tidak pernah menghina sesembahan orang lain tapi menghormatinya sambil pelan-pelan, sedikit demi sedikit dengan bijaksananya memperkenalkan mereka kepada gusti alloh.

Contohnya bagaimana bijaknya sunan bonang saat menghormati penyembah patung, dia berkata, “sebenarnya sesembahan kita sama, kita sama-sama menyembah Dia yang maha kuasa, maha kasih, maha pencipta, hanya saja cara kami menyembah lebih sederhana dan lebih mudah karena kami tidak perlu membuat patung untuk tempat tinggal atau sarana menemui sesembahan kami, kami bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja kami ingin meyembahnya maka dia pasti langsung mengetahuinya, kami menyebut sesembahan kami itu dengan nama yang mudah yaitu alloh”

Dengan cara seperti itu akhirnya mereka tahu bahwa ada cara lain yg lebih mudah untuk menyembah tuhan dan tidak ribet seperti apa yg mereka lakukan selama ini, dan terbukalah hati dan pikiran mereka untuk menerima pemikiran baru atau ajaran baru yaitu islam....

Kemudian diperkenalkan agama islam sedikit demi sedikit, bahwa manusia itu pada dasarnya kedudukannya sama dihadapan gusti alloh, yg membedakan hanyalah tingkat iman dan taqwa mereka, jadi kalau ingin punya kedudukan tinggi di hadapan tuhan yaitu gusti alloh maka mereka harus meningkatkan iman dan taqwa mereka dengan cara melakukan ibadah islam yaitu sholat, puasa, bayar zakat, dan sebagainya. Dan yang pasti harus melakukan perbuatan baik dan tidak boleh menyakiti orang lain......

Demikian juga dengan kebijaksanaan sunan kalijaga, sunan kali jaga tahu betul bahwa orang jawa itu suka mencari kesaktian dengan membaca mantera-mantera khusus, yg kadang-kadang bisa merasukkan jin ke tubuhnya sehinga orang itu menjadi kebal dan sebagainya.

Kanjeng sunan tidak menentang langsung penggunaan mantera-mantera itu, karena pada hakikatnya mantera itu adalah doa, yang dilakukan oleh kanjeng sunan kali jaga cukup dengan mengajarkan supaya mantera itu ditambahi bismillahir rohmanirohim di awalnya dan dibagian akhir ditambahi kata kata dengan izin alloh maka jadilah apa yag jadi keinginanku......

Hmmm cara yg cerdas dan sederhana, hanya dengan menambah beberapa kalimat saja dan tidak menghapus mantera maka mereka menjadi senang, dengan di awali bismillah maka jin tidak akan bisa masuk ketubuh perapal mantera, dengan diakhiri dengan izin alloh maka jadilah apa yg jadi keinginanku maka kekuatan mantera itu tetap bisa memwujud bahkan lebih hebat lagi. 
Sekaligus mengenalkan mereka bahwa pemilik kesaktian, pemilik kekuasaan itu hanyalah alloh swt dan dengan izin dari alloh swt segalanya bisa terjadi.

Hmmm kanjeng sunan kali jaga memang benar-benar jenius dan bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar